Thursday, 11 July 2013

CERDAS BERAGAMA HINDU DI ZAMAN GLOBAL



       Agama Hindu tidak membatasi seseorang atau pemeluk untuk bertanya, malahan bertanya adalah hak, bukan pembatasan. Hal ini tidak berarti untuk menurunkan keimanannya, melainkan untuk meningkatkan keimanan dan kepercayaan terhadap apa yang dipercayainya. Apakah agamanya sesuai dengan nalar atau tidak. Pertanyaan-pertanyaan yang sering menyasar umat Hindu yaitu: “mengapa Hindu mengembah patung (penyembah berhala)?” “Untuk apa dan siapa banten?” “apakah Tuhan akan memakan buah-buahan yang enak dipersembahkan?” “banten saiban untuk Tuhan? Bukan semut atau binatang lain yang mengerumuninya?” “katanya cukup dengan air, daun, bunga dan api?” “artinya yang kaya akan bisa lebih bagus beragama ya?” “mengapa Hindu sering mengadakan upacara?” “untuk apa banyak sekali membangun pura?” “bukankah selain agama saya adalah kafir?” bukankah selain agama saya tidak akan terselamatkan?”. Pertanyaan ini hanya sebagian kecil dari puluhan pertanyaan yang sering menerobos ke dalam pemikiran umat Hindu. Muaranya adalah tidak membuat diri menjadi ragu beragama Hindu, melainkan untuk meningkatkan keyakinan beragama.
           
Pada sudut pandang yang berbeda, pembicaraan dialihkan pada seorang pemeluk Hindu yang tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Diharapkan seorang itu tidak pembaca! Akan sangat malu di zaman ini seorang pemeluk Hindu tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Terlebih lagi jika anak kecil yang banyak bertanya karena keingin tahuannya tentang upacara-upacara, tetapi orang tuanya tidak bisa menjelaskan. Tidak sedikit tetua menjawab ‘mula keto’. Disini tidak bermaksud menghakimi jawaban itu, namun berusaha mencari jalan agar bisa menjelaskan. Hal ini sebaiknya bisa dijelaskan secara ajaran agama dan dapat diterima oleh nalar. Mampu menjelaskan berarti memahami ajaran agama dan keyakinan dan kepercayaan terhadap agama yang dipeluk semakin kuat. Dengan demikian umat tidak akan ragu atau menghindar atapun bahkan lari dari agama Hindu. Sehingga cerdas dalam beragama Hindu di zaman global ini sangat perlu.
            Cerdas beragama Hindu berarti cerdas yang berpedoman pada kerangka dasar agama Hindu dan perkembangan zaman. Kerangka dasar agama Hindu yaitu Tatwa (filsafat), etika (susila), dan Upacara (ritual). Pada era sekarang ini, perlu pemikiran yang analisis dalam beragama agar sesuai dengan tujuan beragama yaitu meningkatkan kualitas hidup. Dari zaman dulu sampai sekarang umat berlomba-lomba untuk mengadakan upacara agama dengan besar-besaran, makan-makan, mengundang keluarga, dan orang banyak. Hal itu, sebenarnya sudah tidak relevan pada masa ini. Dulu orang mengadakan upacara dengan tulus ikhlas dan rasa penuh bakti (Bhakti Yoga) tanpa ada keberatan dan kesulitan, artinya mereka selalu mampu. Mereka menempuh jalan Bhakti karena memang pengetahuan/tatwa agama Hindu mereka tidak mengerti. Dulu sangat terkenal istilah aje were. Sedangkan zaman ini, orang mengadakan upacara besar-besaran hanya sekedar ikut-ikutan, malu jika tidak sama dengan yang lain, malu berbeda sendiri. Sampai-sampai meminjam uang, menjual warisan untuk mengadakan upacara ataupun membuat persembahan. Begitu juga dilihat dari segi etika (susila) atau tingkah laku. Zaman dulu bagaimana orang mau bertingkah laku tidak baik, yang ada dipikirannya hanyalah membuat persembahan, tulus, ngayah (tulus ikhlas), sembahyang dan ngaturang bakti, mencakupkan tangan. Pada era ini, untuk mempersiapkan upacara sudah masuk keluar rumah saudara ataupun bank untuk meminjam uang, ketika upacara berlangsung bingung karena kekurangan uang, bahan-bahan upacara naik, ada keinginan makan-makan dan mengundang banyak orang akibat sebelumnya sudah diundang. Selain itu, selesai upacara sudah dikejar oleh penagih utang. Bagaimana bisa beretika atau bertingkah laku yang baik, jika pikiran tidak tenang. Jika zaman global ini mereka paham dengan pengetahuan/tatwa agama Hindu tidak akan terjadi seperti itu. Hal ini tidak sesuai dengan esensi melaksanakan upacara adalah untuk memperoleh kebahagian atau ketenangan.
            Tawaran cerdas dan sederhana dalam beragama Hindu pada zaman ini yaitu umat hendaknya memahami tatwa agama itu sendiri, kemudian diaplikasikan dalam beretika, sehingga bisa melaksanakan upakara. Hal ini bukan berarti tingkatan, namun ini adalah urutan cerdas dalam beragama. Pada era ini, jika orang sudah paham dengan tatwa yaitu ajaran agama Hindu, tidak ada merasa akan terberatkan atau terbebani memeluk Hindu. Upacara besar-besaran tidak salah, namun jika dilandasi dengan tatwa, maka upacara itu tidak memerlukan biaya besar. Yang lebih penting adalah jika belum bisa beretika baik, janganlah dulu melaksanakan upacara. Akan lebih kacau lagi jika beretika atau mengadakan upacara tanpa dilandasi tatwa.

No comments:

Post a Comment