Monday 4 May 2015

LAPORAN PPL-REAL SD NO. 1 KAMPUNG ANYAR SINGARAJA UNDIKSHA BALI

1.1     Latar Belakang Masalah
            Perkembangan ilmu dan kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam era modernisasi dewasa ini sangat menuntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Melahirkan SDM yang berkualitas tidak semudah membalikkan telapak tangan yang bisa dilakukan dengan sekejap mata. Namun, memerlukan usaha yang serius dari pemerintah dan dukungan dari semua pihak yang terkait. Bidang yang seharusnya pertama disorot dan didukung dalam hal ini adalah bidang pendidikan. Hal ini disebabkan karena pendidikan dapat mengembangkan dan mengarahkan pontensi diri seseorang untuk memiliki kekuatan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003).
         
Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Pendidikan menjadi bekal utama yang harus dimiliki oleh semua manusia untuk memenuhi segala kebutuhannya. Masalah ekonomi ataupun masalah sosial yang terjadi belakangan ini tidak pernah lepas dari pengaruh dunia pendidikan. Dengan bekal ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam dunia pendidikan, maka manusia dapat berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik papan, sandang, maupun pangan.
            Pendidikan merupakan syarat dalam membentuk kepribadian dan jati diri manusia sebagai makluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, ilmu pengetahuan dapat membantu manusia itu sendiri dalam pekerjaannya. Sedangkan sebagai makhluk sosial, ilmu pengetahuan dapat membantu manusia dalam bekerja sama antara satu dengan yang lainya. Peranan pendidikan diharapkan mampu membentuk masyarakat yang adil dan sejahtera seperti yang telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
Tingkat pendidikan di suatu Negara menjadi tolok ukur kemajuan Negara itu sendiri. Negara yang maju adalah Negara yang mengutamakan pendidikan. Indonesia sebagai Negara berkembang dengan kualitas SDM yang masih tergolong rendah, maka perlu memperhatikan masalah pendidikan dengan serius. Keberhasilan penyelenggaraan proses pendidikan didukung oleh beberapa faktor, seperti kualitas anak didik, lingkungan, kebijakan pemerintah, dan tenaga pendidik.
Pemerintah telah banyak mengambil kebijakan-kebijakan sebagai upaya dalam rangka perbaikan pada sistem pendidikan. Upaya-upaya yang telah diambil pemerintah misalnya melakukan revisi kurikulum secara berkesinambungan, pengadaan sarana dan prasarana penunjang pendidikan, peningkatan kualitas tenaga pengajar melalui pelatihan dan program-program lain yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, semua itu belum menunjukkan hasil yang maksimal. Terlihat bahwa luaran SDM dari proses pendidikan di Indonesia belum mampu bersaing di dunia Nasional ataupun Internasioal. Banyak tenaga kerja didatangkan dari luar negeri untuk bekerja di Indonesia karena kualitas SDM-nya lebih baik dari tenaga kerja lokal.
Ketidakberhasilan proses pendidikan ini, bukan sepenuhnya karena kurang maksimal usaha dari pemerintah. Namun, faktor tenaga pendidik yang dalam hal ini guru adalah ujung tombak keberhasilannya. Meskipun pemerintah sudah menyediakan tempat atau media bagi guru untuk pelatihan, diklat, seminar, penataran, dan yang lainnya, apabila dari pihak guru itu sendiri sudah tidak mau mengembangkan diri dan sadar akan tugas, maka usaha pemerintah tidak ada artinya.
            Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua komponen lain, terutama kurikulum akan “hidup” apabila dilaksanakan oleh guru. Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Pada sisi lain, guru juga menjadi sosok yang paling diharapkan dapat mereformasi tataran pendidikan. Guru menjadi mata rantai terpenting yang menghubungkan antara pengajaran dengan harapan akan masa depan pendidikan di sekolah yang lebih baik.
            Pandangan di atas, rasanya tidak mudah untuk dipenuhi guru dewasa ini, sebab guru menjadi fokus utama dari kritik-kritik permasalahan pendidikan di Indonesia. Permasalahan guru di Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan masalah mutu profesionalisme guru yang masih belum memadai dan jelas hal ini ikut menentukan mutu pendidikan nasional. Mutu pendidikan nasional yang rendah, menurut beberapa pakar pendidikan, salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya mutu guru (guru tidak profesional) itu sendiri di samping faktor-faktor yang lain (Murni, 2010).
            Melihat hal tersebut di atas, maka perlu dicarikan solusi yang tepat, yaitu mengena pada akar permasalahannya. Rendahnya mutu dan kualitas guru berawal ketika guru atau tenaga pendidik menjadi calon guru atau calon tenaga pendidik. Jika ketika menjadi calon guru, seseorang tidak dibekali sesuatu yang bermanfaat dan berguna, dilatih, diarahkan dan didik dengan benar, maka akan menjadi guru yang tidak profesional. Calon guru hendaknya dibekali dengan program pengalaman sebagai ajang pelatihan keprofesionalannya dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki ke sekolah-sekolah, baik berupa observasi-orientasi, pengalaman mengajar, maupun pengalaman-pengalaman lainnya.
            Dari uraian di atas, maka Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) Singaraja sebagai salah satu universitas kependidikan di Indonesia selalu berusaha melahirkan lulusan-lulusan guru yang profesional. Salah satu upaya yang dilakukan UNDIKSHA Singaraja yaitu melakukan Program Pengenalan Lapangan (PPL) yang dilakukan secara bertahap dan terpadu berlandaskan kemitraan untuk mengetahui sedini mungkin situasi dan kondisi sekolah oleh mahasiswa-mahasiswi calon guru nantinya. Tahap pengenalan terhadap lingkungan sekolah yang dilaksanakan oleh Lembaga Program Pengembangan Lapangan (LPPL) UNDIKSHA Singaraja yaitu Program Pengenalan Lapangan Lebih Awal (PPL-Awal) atau Program Pengenalan Lingkungan (Properling), Pelatihan Keterampilan Mengajar (Micro Teaching) yang merupakan bagian dari suatu mata kuliah, dan Program Pengenalan Lapangan-Real (PPL-Real). Program Pengenalan Lapangan ini merupakan muara praktik semua materi perkuliahan yang diberikan di bangku kuliah UNDIKSHA. Pada saat melaksanakan PPL-Real, mahasiswa calon guru langsung mempraktekkan atau menerapkan semua ilmu yang di dapat dalam perkuliahan dan diterapkan dalam situasi nyata di suatu sekolah dalam bentuk melakukan proses belajar mengajar.
            Program Pengalaman Lapangan (PPL) UNDIKSHA merupakan pembelajaran real yang diperoleh mahasiswa di lapangan. Melalui PPL ini, mahasiswa mengenal secara nyata lingkungan fisik dan non fisik sekolah maupun mengaplikasikan keterampilan-keterampilan mengajar. Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL-Real) diselenggarakan secara terpadu dan berkesinambungan. Dalam hal ini kegiatan tersebut meliputi kegiatan orientasi observasi lingkungan fisik dan non-fisik sekolah, pelatihan mengajar terbimbing, pelatihan mengajar mandiri, serta kegiatan lain yang melibatkan mahasiswa dalam menambah wawasan pengetahuan secara real.   
            Seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL-Real) sebelumnya telah diprogramkan secara sistematis. Rangkaian kegiatan tersebut mendapat bimbingan baik dari guru pamong maupun dosen pembimbing selama PPL berlangsung. Dengan demikian, Program Pengalaman Lapangan (PPL-Real) memiliki makna yang sangat penting bagi mahasiswa dalam menyempurnakan wawasan dan pengalaman sebagai seorang guru profesional.
            Menyadari sedemikian beratnya tugas yang dipikul Lembaga UNDIKSHA untuk mendidik dan melahirkan guru-guru yang profesional demi terbentuknya SDM yang berkualitas, maka sudah menjadi kewajiban penulis selaku mahasiswa Jurusan PGSD UNDIKSHA untuk melaksanakan Program Pengalaman Lapangan UNDIKSHA. Sehingga penulis melaksanakan kegiatan PPL-Real selama kurang lebih tiga bulan di SD No. 1 Kampung Anyar yang beralamat di jalan Kaswari No. 14 Singaraja.
            Guna menindaklanjuti kegiatan PPL-Real tersebut, maka disusunlah laporan akhir PPL-Real ini. Laporan ini merupakan pertanggungjawaban atau refleksi dari kegiatan PPL yang sudah dilaksanakan. Laporan ini memuat tentang gambaran singkat SD No. 1 Kampung Anyar dan pengalaman yang penulis dapatkan selama melaksanakan PPL-Real di sekolah bersangkutan. Pengalaman tersebut meliputi pengalaman bidang pelatihan mengajar maupun non-mengajar seperti kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan-kegiatan non-mengajar lainnya. Melalui laporan ini penulis juga menuangkan berbagai konsep yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan PPL pada tahap selanjutnya.

No comments:

Post a Comment