Saturday 16 May 2015

Sedikit Jalan Menuju Moksa


           


Moksa berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari akar kata “Muc” yang berarti ketenangan, kebebasan dan kebahagiaan. Moksa adalah salah satu sraddha Agama Hindu yang merupakan tujuan hidup tertinggi Agama Hindu. Kebahagian yang sejati akan tercapai oleh seseorang apabila ia telah dapat menyatu dengan Tuhan. bersatunya atman dengan Tuhan akan tercapai keadaan Sat Cit Ananda yaitu kebahagian tertinggi. Penyatuan dengan Tuhan didapat apabila telah mampu melepaskan semua bentuk ikatan pada dirinya. Keterikatan itu disebut Maya, atau dalam Agama Hindu sering dinamakan sakti, prakrti, kekuatan dan pradana. Maya selalu mengalami perubahan yang pada hakekatnya tidak ada. Keberadaannya semata-mata disebabkan oleh adanya hubungan indra dengan objek duniawi dalam kehidupan ini. Perjalanan kehidupan ini pada hakikatnya adalah perjalan mencari Tuhan dan bersatu dengan-Nya. Akan tetapi bentuk dalam perjalanan ini adalah penuh dengan rintangan-rintangan, bagaikan kita mengarungi samudera yang selalu ada gelombang, sehingga memerlukan alat/perahu Dharma untuk yang kokoh untuk selamat sampai ditempat tujuan.
            Ada beberapa sumber buku Agama Hindu yang membedakan jenis-jenis moksa, salah satunya seperti berikut.
1.    Samipiya, adalah suatu kebebasan yang dicapai oleh seseorang semasa hidupnya di dunia ini. Ini dapat dilakukan oleh para yogi pada saat Samadhi.
2.   Sarupnya/Sadharnya, adalah suatu kebebasan yang didapat oleh seseorang di dunia ini karena kelahirannya dimana kedudukan atma merupakan pancaran dari kemahakuasaan Tuhan, seperti Sri Rama, Buddha, dan Sri Krisna.
3.   Salokaya, adalah suatu kebebasan yang dapat dicapai oleh atma dimana atma itu sendiri telah berada dalam posisi dan kesadaran sama dengan Tuhan.
4.   Sayujya, adalah suatu tingkat kebebasan yang tertinggi dimana atma telah dapat bersatu dengan Tuhan.
            Penjelasan lain yang mengklasifikasikan tingkatan-tingkatan moksa adalah sebagai berikut.
1.    Jiwa Mukti, adalah suatu kebebasan yang didapat oelh seseorang dalam hidupnya di dunia ini dimana atma tidak terpengaruh oleh indria dan unsur-unsur dari maya (seperti samipiya dan sarupnya/sadharnya)
2.   Wideha Mukti (Karma Mukti) adalah suatu kebebasan yang dapat dicapai semasa hdupnya. Dimana atma telah meninggalkan badan kasar, tetapi wasana dari unsur Maya tidak kuat lagi mengikat atma itu. Dalam keadaan seperti ini, kesadaran yang dicapai oleh atma sudah setara dengan Tuhan, tetapi beum dapat bersatu karena masih adanya imbas dari unsur Maya, ini sama sifatnya dengan salokya.
3.   Purna Mukti adalah kebebasan yang paling sempurna dan tertinggi, dimana atma telah dapat bersatu dengan Tuhan. Dengan demikian Purna Mukti dapat disamakan dengan Sayujya.
            Di dunia ini sangat sedikit orang yang menginginkan kebahagian rohani berupa moksa, kebanyakan mereka hanya hanyut oleh kenikmatan duniawi yang penuh dengan gelombang suka dan duka. Dengan demikian, atma yang bersemayam pada diri manusia akan sulit bersatu dengan Sang Maha Pencipta.
            Ajaran agama Hindu memiliki jalan mencapai kesempurnaan, yaitu moksa dengan menghubungkan diri dan pemusatan pikiran kepada Tuhan, yaitu Catur Marga Yoga: 1) Bhakti Marga Yoga (cinta kasih dan bhakti); 2) Karma Marga Yoga (perbuatan); 3) Jnana Marga Yoga (Pengetahuan); dan 4) Raja Marga Yoga (rohani). Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa menghubungkan diri dengan catur marga tersebut melalui Astangga Yoga, yaitu delapan tahapan yoga untuk mencapai moksa. Rsi Patanjali mengajarkan delapan tingkatan yoga sebagai berikut.
1)   Yama, yaitu suatu bentuk larangan yang harus dilakukan oleh  seseorang dari segi jasmani, misalnya tidak membunuh (Ahimsa), tidak berbohong (Satya), tidak ingkar janji (Asetya), tidak berhubungan seksual (Brahmacari), Aparigraha.
2)  Nyama, yaitu pengendalian diri yang lebih bersifat rohani, misalnya Sauca, Santosa, Swadhaya, Iswara Pranidhana, dan Tapa.
3)  Asana, yakni sikap duduk yang menyenangkan, teratur, dan disiplin.
4)  Pranayama, yaitu mengatur pernapasn, sehingga menjadi sempurna melalui tiga jalan, yaitu: Puraka, Kumbhaka, dan recaka.
5)   Pratyahara, yaitu mengontrol dan mengendalikan indriya dari ikatan objeknya, sehingga ornag dapatmelihat hal-hal suci.
6)  Dhayana, yaitu usaha-usaha untuk menyatukan pikiran dengan sasaran yang diinginkan.
7)   Dhyana, yaitu pemusatan pikiran yang tenang, tidak tergoyahkan kepada suatu objek (Meditasi)
8)  Samaddhi, yaitu penyatuan atma dengan Brahman.

           
Kesemua jalan pencapaian moksa itu sesungguhnya memiliki kekuatan yang sama apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh. Setiap orang akan memiliki kecenderungan memilih jalan-jalan tersebut. Oleh karena itu, setiap orang memiliki jalan masing-masing untuk mencapai moksa. Moksa sebagai tujuan hidup spiritual bukanlah merupakan suatu janji yang hampa melainkan merupakan suatu keyakinan yang berakhir dengan kenyataan. Kenyataan dalam dunia batin merupakan alam super transcendental yang hanya dapat dibuktikan berdasarkan intuisi yang dalam.
            Oleh karenanya, mari kita sama-sama melatih diri untuk melaksanakan ajaran Astangga Yoga dengan tuntunan seorang Guru yang telah memiliki kemampuan dalam hal tersebut.


No comments:

Post a Comment