Ada beberapa sumber buku Agama Hindu yang membedakan jenis-jenis
moksa, salah satunya seperti berikut.
1.
Samipiya, adalah
suatu kebebasan yang dicapai oleh seseorang semasa hidupnya di dunia ini. Ini
dapat dilakukan oleh para yogi pada saat Samadhi.
2.
Sarupnya/Sadharnya, adalah
suatu kebebasan yang didapat oleh seseorang di dunia ini karena kelahirannya
dimana kedudukan atma merupakan pancaran dari kemahakuasaan Tuhan, seperti Sri
Rama, Buddha, dan Sri Krisna.
3.
Salokaya, adalah
suatu kebebasan yang dapat dicapai oleh atma dimana atma itu sendiri telah
berada dalam posisi dan kesadaran sama dengan Tuhan.
4.
Sayujya, adalah
suatu tingkat kebebasan yang tertinggi dimana atma telah dapat bersatu dengan
Tuhan.
Penjelasan lain yang mengklasifikasikan
tingkatan-tingkatan moksa adalah sebagai berikut.
1.
Jiwa Mukti, adalah
suatu kebebasan yang didapat oelh seseorang dalam hidupnya di dunia ini dimana
atma tidak terpengaruh oleh indria dan unsur-unsur dari maya (seperti samipiya
dan sarupnya/sadharnya)
3.
Purna Mukti adalah
kebebasan yang paling sempurna dan tertinggi, dimana atma telah dapat bersatu
dengan Tuhan. Dengan demikian Purna Mukti dapat disamakan dengan Sayujya.
Di dunia ini sangat sedikit orang yang menginginkan
kebahagian rohani berupa moksa, kebanyakan mereka hanya hanyut oleh kenikmatan
duniawi yang penuh dengan gelombang suka dan duka. Dengan demikian, atma yang
bersemayam pada diri manusia akan sulit bersatu dengan Sang Maha Pencipta.
Ajaran agama Hindu memiliki jalan mencapai kesempurnaan,
yaitu moksa dengan menghubungkan diri dan pemusatan pikiran kepada Tuhan, yaitu
Catur Marga Yoga: 1) Bhakti Marga Yoga (cinta kasih dan bhakti); 2) Karma Marga
Yoga (perbuatan); 3) Jnana Marga Yoga (Pengetahuan); dan 4) Raja Marga Yoga
(rohani). Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa menghubungkan diri dengan
catur marga tersebut melalui Astangga Yoga, yaitu delapan tahapan yoga untuk
mencapai moksa. Rsi Patanjali mengajarkan delapan tingkatan yoga sebagai
berikut.
1)
Yama, yaitu suatu bentuk
larangan yang harus dilakukan oleh
seseorang dari segi jasmani, misalnya tidak membunuh (Ahimsa), tidak
berbohong (Satya), tidak ingkar janji (Asetya), tidak berhubungan seksual
(Brahmacari), Aparigraha.
2) Nyama, yaitu pengendalian diri yang lebih bersifat rohani,
misalnya Sauca, Santosa, Swadhaya, Iswara Pranidhana, dan Tapa.
3) Asana, yakni sikap duduk yang menyenangkan, teratur, dan
disiplin.
4) Pranayama, yaitu mengatur pernapasn, sehingga menjadi sempurna
melalui tiga jalan, yaitu: Puraka, Kumbhaka, dan recaka.
5)
Pratyahara,
yaitu mengontrol dan mengendalikan indriya dari ikatan objeknya, sehingga ornag
dapatmelihat hal-hal suci.
6) Dhayana, yaitu usaha-usaha untuk menyatukan pikiran dengan sasaran
yang diinginkan.
7)
Dhyana, yaitu pemusatan
pikiran yang tenang, tidak tergoyahkan kepada suatu objek (Meditasi)
8) Samaddhi, yaitu penyatuan atma dengan Brahman.
Oleh
karenanya, mari kita sama-sama melatih diri untuk melaksanakan ajaran Astangga
Yoga dengan tuntunan seorang Guru yang telah memiliki kemampuan dalam hal
tersebut.
No comments:
Post a Comment